Membicarakan tentang kuliner atau soal makan-makan memang selalu menyenangkan. Apalagi yang enak, sesuai selera, dan pastinya membuat perut kita kenyang sekaligus puas.
Jaman sekarang, kamu sudah bisa tidak perlu repot-repot membuat makanan sendiri. Karena rumah-rumah makan kuliner di indonesia sudah banyak merajalela di setiap sudut wilayah.
Sehingga, kamu bisa bebas membeli sesuka hati.
Di saat kita kecil mungkin kita sering memakan makanan yang kamu sukai dengan ciri khas rasa yang enak.
Namun tak selamanya lho makanan yang kamu suka selalu ada. Tidak hanya satwa yang semakin tahun semakin langka, tumbuh-tumbuhan pun juga sama ada yang mulai langka.
Sehingga, makanan yang menggunakan bahan tumbuhan tersebut menjadi ikut langka pula.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan makanan-makanan ini langka dicari.
Bisa dikarenakan musim yang tidak menentu, semakin sedikit orang yang menguasai teknik pembuatan makanan tersebut, berkurangnya tumbuh-tumbuhan sebagai bahan pokok karena ulah nakal manusia yang tidak membantu melestarikan, dan beralihnya orang-orang ke makanan yang lebih modern.
Oke, Supaya kamu tidak semakin penasaran, berikut bisa kamu simak makanan-makanan apa saja sih yang hampir punah?. Let's see it, guys!
Sayur Babanci
Sayur Babanci merupakan salah satu makanan khas Betawi yang biasanya disajikan pada hari-hari besar keagamaan. Sayur ini berisikan daging sapi, daging kelapa muda, dan petai dengan kuah asam pedas dan bersantan.
Salah satu yang membuat makanan ini hampir punah karena bahan-bahan untuk membuat makanan ini sudah sulit ditemukan di Jakarta. Seperti temu mangga, kedaung, bangle, adas, dan lempuyang.
Mie Lethek
Mie Lethek merupakan makanan khas Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Makanan ini disebut Mie Lethek karena warnanya yang kusam dan kurang menarik, dalam bahasa jawa disebut "lethek".
Mie ini hanya berasa pedas berupa mie goreng atau rebus. Walaupun mie ini hampir punah, tapi masih diminati wistawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Gula Puan
Makanan ini merupakan makanan yang berasa manis, khas dari daerah Palembang. Bisa dikatakan, makanan ini adalah 'kejunya Sumatera Selatan'. Dulu, makanan ini adalah makanan para raja.
Bahan utama dari makanan ini adalah gula pasir dan susu kerbau. Butuh waktu yang lumayan lama untuk mengolah makanan ini yaitu dibutuhkan sekitar 3-4 jam.
Selama itu pula, jangan lupa untuk diaduk secara terus menerus agar tidak gosong. Saat ini hanya ada 1 penjual di gerbang masjid agung palembang setiap hari jum'at.
Hal yang menjadi makanan ini sulit dicari karena susu kerbau sudah sulit ditemukan.
Bassang
Bassang merupakan makanan tradisional yang berasal dari Sulawesi khususnya di daerah Makassar. Dinamai Bassang, yakni berasal dari kata bassoro yang berarti kenyang.
Makanan ini terbuat dari jagung pulen dan santan yang disajikan dalam bentuk bubur.
Orang-orang yang menjajakan makanan ini sudah tidak banyak lagi. Maka bisa dikatakan makanan ini hampir punah.
Maka dari itu untuk mempertahankannya, salah seorang pedagang Bassang yang berada di Jalan Satando memberi inovasi topping milo agar terasa lebih enak, menarik, dan lebih banyak yang menyukai.
Kidu
Kidu adalah makanan khas dari Suku Karo. Makanan ini merupakan makanan menu utama pada acara tradisi setiap tahunnya.
Kidu merupakan makanan dari ulat pohon enau yang telah membusuk. Ulat ini bisa dimakan mentah ataupun dimasak dengan bumbu arsik.
Makanan ini menjadi langka karena bahan utama dan bahan tambahannya sulit ditemukan.
Bahkan, tidak semua orang bisa mengolah makanan tersebut. Karena jika salah memasaknya maka akan membuat sakit perut.
Grontol
Makanan tradisional yang berbahan dasar jagung manis ini berasal dari wilayah Jawa Tengah.
Grontol bisa juga dikenal dengan Borondong Jagung oleh masyarakat Sunda.
Pengolahannya hanya merebus jagung lalu ditaburi dengan parutan kelapa dan gula pasir. Parutan kelapa ini membuat makanan ini terasa gurih dan lebih nikmat.
Wedang Tahu
Wedang Tahu adalah salah satu jenis kuliner tradisional berupa minuman, ciri khas Kota Semarang.
Konon, minuman ini berasal dari Tiongkok dan pertama kali dijajakan di Semarang. Minuman ini terbuat dari sari kedelai yang direbus selama sekitar 4 jam sampai menjadi bubur tahu.
Minuman ini disajikan dengan campuran jahe sehingga membuat badan lebih terasa hangat setelah meminumnya. Kini semakin minim orang yang menjajakan minuman tradisional ini.
Clorot
Clorot merupakan makanan kue basah khas dari daerah Purworejo. Makanan ini terbuat dari tepung beras dan gula merah yang dikukus dengan janur (daun kelapa muda).
Cara memakannya pun termasuk unik, yakni tinggal menekan ke atas bagian bawah bungkusan janur.
Pembuatan Clorot memang butuh ketrampilan tinggi. Karena diharuskan hati-hati saat menuangkan adonan ke wadah janur. Lilitan janur harus dibuat kencang agar adonan tidak bocor.
Kini, kepopuleren kue basah ini memang sudah kalah saing dengan kue-kue basah lainnya yang lebih modern.
Semanggi Surabaya
Makanan ini merupakan makanan khas dari Surabaya yang berbahan baku rumput semanggi. Pembuatannya dicampur dengan rebusan kecambah.
Sedangkan bumbunya terdiri dari garam, gula, cabai, petis, kacang tanah, dan ketela rambat.
Sekilas makanan ini mirip seperti pecel, namun yang membedakan adalah cita rasa petis dan ketela rambatnya.
Hal yang unik adalah kamu tidak memerlukan sendok untuk memakannya, tapi menggunakan krupuk uli yang lebar sebagai pengganti sendok dan sekaligus sebagai lauknya.
Yang menjadikan makanan ini semakin langka adalah sulit mendapatkan bahan baku rumput semanggi.
Jaha
Jaha atau Ketan Bambu adalah makanan khas dari Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Pembuatan makanan ini adalah dengan merendam beras ketan yang telah dibumbui dengan jahe dan rempah-rempah.
Perendaman menggunakan santan kelapa sampai mengendap. Setelah itu diisikan ke dalam bambu yang bagian dalamnya dilapisi daun pisang kemudian dibakar. Makanan ini biasanya hanya dapat ditemui pada hari raya dan upacara tradisional di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
Gulali
Di saat kecil makanan ini mungkin sering kita temui, bahkan menjadi makanan favorit anak kecil pada tahun 80-90'an. Gulali terbuat dari gula yang dipanaskan hingga mengental.
Penjual gulali biasanya sambil menunjukkan ketrampilannya membentuk cairan gula tersebut menjadi bentuk-bentuk yang unik sesuai permintaan pembeli.
Bahkan, anak kecil jaman dahulu sudah pintar membuatnya sendiri dengan alat tradisional yaitu menggunakan batok kelapa sebagai tempat memanasi gula dan kayu bakar. Jajanan tradisional ini hampir sudah tidak ada yang menjualnya.
Cenil
Cenil merupakan makanan khas yang sudah melegenda di masyarakat Madura. Jajanan pasar ini terbuat dari tepung kanji yang dibentuk memanjang dan berwarna-warni . Toppingnya adalah parutan kelapa dan cairan gula aren.
Kue Cucur
Kue Cucur merupakan makanan khas Betawi yang terbuat dari tepung beras sebagai bahan dasarnya.
Warna kecoklatan pada kue manis ini adalah hasil dari campuran gula merah yang membuat lebih terasa legit dan manis khususnya pada bagian tengah kue. Sedangkan bagian pinggirnya, lebih berbentuk kering yang memberikan rasa gurih.
Kue Rangi
Kue ini juga berasal dari Betawi. Kue Rangi terbuat dari tepung kanji yang dicampur parutan kelapa yang kasar kemudian dipanggang. Penyajiannya disajikan dengan kinca gula merah. Penjual kue ini sudah sangat jarang.
Maka dari itu, banyak warga Jakarta tidak tahu dengan kue ini.
Selendang Mayang
Minuman tradisional Es Selendang Mayang atau Es Cendol Parek ini juga berasal dari Betawi.
Konon, dulu minuman ini sering dikonsumsi untuk menyembuhkan penyakit panas dalam. Kuliner ini terbuat dari tepung sagu yang dikombinasikan dengan tepung beras lalu diberi pewarna makanan.
Penyajiannya dicampurkan dengan santan matang, sirup gula jawa, dan es batu.
Kue Putu
Masih ingatkah anda dengan ciri khas bunyi yang menjual Kue Putu?. Suara khas ini berasal dari uap yang keluar dari alat suitan pedagang Kue Putu.
Kue Putu adalah jenis kue tradisional yang berisi gula jawa, parutan kelapa, dan tepung beras yang berbutir kasar. Biasanya disajikan dengan warna kue yang hijau atau putih.
Peuyeum Hanjeli
Makanan tradisional ini merupakan makanan khas Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedan. Saat ini hanya ada di Kecamatan Pamulihan saja. Hanya satu orang saja yang bisa membuat makanan ini, Ma Uwat namanya (81 tahun) di Desa Cilembu.
Peuyeum Hanjeli memiliki rasa yang manis namun cita rasanya berbeda dengan Peuyeum Singkong dan Peuyeum Beras Ketan.
Alasan lain yang membuat makanan ini hampir punah karena pohon hanjeli yang menjadi bahan pokok membuat makanan ini sudah jarang ditemukan.
Ombus-Ombus
Makanan ini berasal dari Sumatera Utara. Ombus-Ombus terbuat dari tepung beras, kelapa, dan gula merah (aren). Kuliner yang manis ini akan terasa lebih nikmat saat masih hangat dan disajikan sebagai makanan pelengkap minum teh atau kopi.
Getuk Lindri
Getuk Lindri adalah makanan tradisional dari singkong masak yang digiling halus dengan gula pasir, lalu dibubuhi dengan pewarna makanan dan vanili, setelah itu itu dicetak kecil-kecil memanjang dan dipadatkan.
Pengolahan getuk lindri dengan cara tradisional akan lebih menghasilkan cita rasa yang lebih autentik daripada diolah dengan menggunakan mesin.
Getuk lindri ini biasanya banyak ditemukan di daerah jawa tengah dan jawa timur dengan ciri khas dijajakan menggunakan gerobak sambil diputarkan musik dangdut, campursari, atau disco pop.
Awug
Awug adalah panganan yang terbuat dari bahan tepung beras, kelapa, daun pandan, dan gula merah. Kuliner tradisional ini merupakan jajanan khas Sunda.
Sekilas, awug hampir mirip dengan kue putu karena bahannya pun hampir mirip. Namun, yang membedakan adalah cara pengukusannya menggunaka semacam bakul nasi dari rotan yang berbentuk kerucut.
Nah, itulah sebagian kecil makanan-makanan tradisional yang hampir susah dicari.
Bagi yang ingin berbisnis kuliner, mungkin saya sarankan untuk berbisnis kuliner tradisional ini dengan memberi sentuhan inovasi agar terkesan unik tetapi tidak meninggalkan ciri khas rasa asli makanan tersebut.
Anda tidak hanya mendapatkan keuntungan saja, namun, anda juga bisa ikut serta melestarikan warisan budaya kuliner tradisional Indonesia.